Karangan
Karangan merupakan karya tulis
hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang
umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi,
argumentasi,
dan persuasi.
Narasi
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan
plot atau alur.
Narasi dapat
berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang
berisi fiksi disebut narasi
sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi
secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan
suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat
pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang
memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan
bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada
pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca
untuk menebaknya sendiri.
Langkah
menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui
proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan
"rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.[butuh rujukan]
(What) Apa yang akan diceritakan,
(Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
(When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
(Who) Siapa pelaku ceritanya
(Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
(How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Soekarno mengucapkan
pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Contoh
Contoh narasi berisi fakta: saya malam ini
akan tidur dan bangun esok pagi
Deskripsi
Tepat pukul
06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah
menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat
burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.
Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya.
Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar
untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang
ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai.
Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang
belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk
makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku
rata-rata penduduknya sebagai petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di
jalan" terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan
sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan
orang". Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat
sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi
pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita
bangun tidur. Dihalaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat
pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, disamping
kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum
musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat
manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat asri dan damai
ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran ku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang
paling aku kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga
bias melihat pemandangan yang indah nan damai.
Eksposisi
Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai
catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi: * Menentukan topik/tema * Menetapkan tujuan *
Mengumpulkan data dari berbagai sumber * Menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih
Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi.
Contoh
Contoh topik yang tepat untuk eksposisi:
Manfaat
kegiatan ekstrakurikuler
Peranan majalah
dinding di sekolah
Sekolah
kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Contoh karangan eksposisi pada umumnya:
Pada dasarnya
pekerjaan akuntan mencakup dua
bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang
akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi
keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Contoh paparan proses yang juga merupakan bentuk eksposisi: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi
dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data
untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi
akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang
auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif
untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Argumentasi
Karangan ini ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca berisi gagasan,
pendapat, atau tanggapan tentang suatu masalah. Karangan Argumentasi bertujuan
mempengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat
keyakinan dan sikap penulis benar. Sama saja argumentasi disajikan dengan
berdasarkan alasan dan bukti yang kuat sehingga mendukung pendapat atau
tanggapan tersebut. Dengan menyertakan alasan dan bukti, pembaca yakin bahwa
gagasan penulis adalah benar.
Dalam karangan Argumentasi meliputi data, grafik, statistik, fakta dan lain-lain pada paparan untuk menjelaskan suatu masalah.
Alasan adalah semua hal yang mendukung gagasan penulis, seperti penalaran, hasil penelitian, dan hukum sebab akibat. Sistematik digunakan sebagai bukti kuat dalam argumentasi. Bukti bisa berupa fakta, data, dan angka. Alasan dan bukti harus relavan dengan gagasan yang dikemukakan, selain harus masuk akal. Paragraf argumentasi diperlukan pada saat ingin mengemukakan suatu gagasan.
Alasan dan bukti harus ada agar pembaca yakin atau tidak meragukan apa yang ditulis. Contoh teks argumentasi antara lain artikel argumentasi (opini) dan karangan ilmiah.
Contoh :
Beberapa contoh tulisan yang memuat paragraf argumentasi antara lain :
1. Pentingnya mempertahan kan budaya tradisional (di dalamnya disertakan bukti-bukti kuat tentang budaya tradisional dan alasan mempertahankannya).
2. Budaya Barat bisa memberikan dampak negatif terhadap perkembangan budaya tradisional (di dalamnya disertakan dampak negatif budaya Barat beserta contoh-contoh dan alasan dari dampak negatif yang ditimbulkannya).
Pendahuluan atau pembuka pada paparan argumentasi berisi latar belakang dan sejarah persoalan, serta tujuan argumentasi. Sejarah persoalan biasanya digunakan memperkuat latar belakang yang melatar belakangi masalah.
Penutup atau pada akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya.
*Sistematik : pengetahuan mengenai suatu sistem; susunan aturan
Eksposisi
Eksposisi ialah jenis karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Karangan eksposisi ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan sesuatu, menguraikan sejarah atau asal mula suatu temuan, cara membuat sesuatu, menguraikan rincian atau penggolongan, dan memaparkan sesuatu yang memperluas wawasan pembaca. Pada karangan eksposisi terdapat data, grafik, statistik dan lain-lain pada paparan sama dengan hal layaknya argumentasi, tetapi pada eksposisi bertujuan untuk menjelaskan sesuatu. Serta pada paragraf eksposisi mengungkapkan fakta untuk menjelaskna objek. Paragraf eksposisi bisa dikembangkan dengan cara pengembangan proses dan pengembangan contoh.
Ada beberapa teknik pengembangan karangan eksposisi, seperti :
1. Definisi, (penjelasan, ditandai dengan kata-kata ialah, adalah, yaitu, merupakan, artinya, dan lain-lain);
2. Identifikasi (penjabaran suatu proses, seperti proses pembuatan suatu objek, langkah-langkah, urutan peristiwa secara lengkap);
3. Analisis (penguraian suatu temuan, sejarah, asal mula sesuatu secara lengkap);
4. Klasifikasi (menguraikan rincian atau penggolongan suatu objek ke dalam bagian-bagian yang lengkap);
5. Perbandingan (menjelaskan persamaan atau perbedaan antarobjek secara lengkap).
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Bersifat membujuk, mengajak, mendorong, dan mempengaruhi pembaca untuk memiliki sikap atau melakukan suatu tindakan sesuai kemauan penulis. Penulisan paragraf persuasif bertujuan agar pembaca menyetujui dan mengikuti kemauan penulis. Untuk mencapai tujuan itu, penulis tidak menggunakan bentuk paksaan terhadap pembaca, melainkan menggunakan upaya untuk merangsang pembaca mengambil keputusan sesuai kemauan penulis. Salah satu upaya itu adalah menyajikan bukti dan alasan.
Ciri paragraf persuasif adalah terdapat kalimat-kalimat persuasif (kalimat yang bersifat membujuk, mengajak, dan mendorong) untuk mengikuti kemauan penulis. Biasanya terdapat kosakata ajakan, seperti ''marilah'' dan ''ayolah''.
Beberapa contoh tulisan yang memuat paragraf persuasi anatara lain :
1. Upaya menjaga kelestarian daerah wisata secara bersama-sama (di dalamnya disertakan alasan dan contoh kegiatan dalam mengajak pembaca melestarikan daerah wisata)
2. Memilih hutan lindung sebagai daerah wisata bagi para remaja (di dalamnya disertakan alasan untuk mendorong kegiatan tersebut).
Langkah-langkah menyusun persuasi :
1. Menentukan topik/tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Dalam karangan Argumentasi meliputi data, grafik, statistik, fakta dan lain-lain pada paparan untuk menjelaskan suatu masalah.
Alasan adalah semua hal yang mendukung gagasan penulis, seperti penalaran, hasil penelitian, dan hukum sebab akibat. Sistematik digunakan sebagai bukti kuat dalam argumentasi. Bukti bisa berupa fakta, data, dan angka. Alasan dan bukti harus relavan dengan gagasan yang dikemukakan, selain harus masuk akal. Paragraf argumentasi diperlukan pada saat ingin mengemukakan suatu gagasan.
Alasan dan bukti harus ada agar pembaca yakin atau tidak meragukan apa yang ditulis. Contoh teks argumentasi antara lain artikel argumentasi (opini) dan karangan ilmiah.
Contoh :
Beberapa contoh tulisan yang memuat paragraf argumentasi antara lain :
1. Pentingnya mempertahan kan budaya tradisional (di dalamnya disertakan bukti-bukti kuat tentang budaya tradisional dan alasan mempertahankannya).
2. Budaya Barat bisa memberikan dampak negatif terhadap perkembangan budaya tradisional (di dalamnya disertakan dampak negatif budaya Barat beserta contoh-contoh dan alasan dari dampak negatif yang ditimbulkannya).
Pendahuluan atau pembuka pada paparan argumentasi berisi latar belakang dan sejarah persoalan, serta tujuan argumentasi. Sejarah persoalan biasanya digunakan memperkuat latar belakang yang melatar belakangi masalah.
Penutup atau pada akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya.
*Sistematik : pengetahuan mengenai suatu sistem; susunan aturan
Eksposisi
Eksposisi ialah jenis karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Karangan eksposisi ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan sesuatu, menguraikan sejarah atau asal mula suatu temuan, cara membuat sesuatu, menguraikan rincian atau penggolongan, dan memaparkan sesuatu yang memperluas wawasan pembaca. Pada karangan eksposisi terdapat data, grafik, statistik dan lain-lain pada paparan sama dengan hal layaknya argumentasi, tetapi pada eksposisi bertujuan untuk menjelaskan sesuatu. Serta pada paragraf eksposisi mengungkapkan fakta untuk menjelaskna objek. Paragraf eksposisi bisa dikembangkan dengan cara pengembangan proses dan pengembangan contoh.
Ada beberapa teknik pengembangan karangan eksposisi, seperti :
1. Definisi, (penjelasan, ditandai dengan kata-kata ialah, adalah, yaitu, merupakan, artinya, dan lain-lain);
2. Identifikasi (penjabaran suatu proses, seperti proses pembuatan suatu objek, langkah-langkah, urutan peristiwa secara lengkap);
3. Analisis (penguraian suatu temuan, sejarah, asal mula sesuatu secara lengkap);
4. Klasifikasi (menguraikan rincian atau penggolongan suatu objek ke dalam bagian-bagian yang lengkap);
5. Perbandingan (menjelaskan persamaan atau perbedaan antarobjek secara lengkap).
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Bersifat membujuk, mengajak, mendorong, dan mempengaruhi pembaca untuk memiliki sikap atau melakukan suatu tindakan sesuai kemauan penulis. Penulisan paragraf persuasif bertujuan agar pembaca menyetujui dan mengikuti kemauan penulis. Untuk mencapai tujuan itu, penulis tidak menggunakan bentuk paksaan terhadap pembaca, melainkan menggunakan upaya untuk merangsang pembaca mengambil keputusan sesuai kemauan penulis. Salah satu upaya itu adalah menyajikan bukti dan alasan.
Ciri paragraf persuasif adalah terdapat kalimat-kalimat persuasif (kalimat yang bersifat membujuk, mengajak, dan mendorong) untuk mengikuti kemauan penulis. Biasanya terdapat kosakata ajakan, seperti ''marilah'' dan ''ayolah''.
Beberapa contoh tulisan yang memuat paragraf persuasi anatara lain :
1. Upaya menjaga kelestarian daerah wisata secara bersama-sama (di dalamnya disertakan alasan dan contoh kegiatan dalam mengajak pembaca melestarikan daerah wisata)
2. Memilih hutan lindung sebagai daerah wisata bagi para remaja (di dalamnya disertakan alasan untuk mendorong kegiatan tersebut).
Langkah-langkah menyusun persuasi :
1. Menentukan topik/tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Perbedaan
ilmiah dan non-ilmiah
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan
yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk
mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku
umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman
pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah
dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk
menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi
sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah,
penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode
ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang
terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan;
eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan
penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan
budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran
bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera,
khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan
mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala
itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus
atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Perbedaan Penelitian Berdasarkan
Keilmiahan :
1.
Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah
(Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang
sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria
dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang
jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai
dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di
tempat/waktu lain.
2.
Penelitian Non Ilmiah
a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu)
garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan
sebagai berikut :
1. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen
Pemasaran)
2. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan /
PR, Periklanan)
3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara,
Internasional)
4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi
Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro,
Pembangunan), dll.
b. Berdasarkan dari hadirnya variabel
(ubahan) :
Variabel adalah hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun
kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi)
adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/ menggambarkan). Penelitian
dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
Syarat-syarat/kriteria
agar suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian Ilmiah
Sifat atau
ciri dari penelitian:
1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran
tentang suatu keadaan atau persoalan
2. Aktif, ingin memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya
adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia,
(2) Permasalahan yang timbul,
(3) Ilmu pengetahuan, dan
(4) Metode ilmiah.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang
jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori
dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian
hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang
untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari
data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang
lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan
confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam
pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode
ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa
karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima
karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun
dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang
mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila
dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus
berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika.
Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau
prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
artinya suatu penelitian biasanya
didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga
yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki
persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah
sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara
kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui
aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah
dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil
yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti.
Aspek
|
Non ilmiah
|
Ilmiah
|
Pendekatam
terhadap masalah
|
Intuitif
|
Empiris
|
konsep teori
|
Ambigu dengan
arti yang berlebihan
|
Defenisi
jelas, opresional spesigik
|
Hipotesis
|
Tidak dapat
dibuktikan
|
Dapat
dibuktikan
|
Observasi
gejala
|
Tidak
terkontrol, seadanya
|
Sisrematis,
terkontrol
|
Alat ukur
|
Tidak akurat,
tidak tepat, tidak sesuai
|
Akurat tepat
sesuai
|
Kontrol
|
Tidak ada
|
Selalu di lakukan
|
pelaporan
hasil penelitian
|
bias, subjek
|
tidak bias,
objektif
|
sikap
peneliti
|
tidak kritis
menerima apa adanya
|
kritis,
skeptis, mencari bukti
|
penyimpulan
terhadap hubungan antara variabel
|
menghubungkan
2 kejadian secara terburu-buru
|
mencari
hubungan antara variabel secara sadar dan sistematis
|
sifat
penelitian
|
tidak dapat
diulang
|
dapat diulang
|
Dalam pembahasan sebelumnya, telah
disajikan skema dari metode penelitian ilmiah yang mencakup kriteria yang
terdapat dalam metode ilmiah tersebut. Kriteria tersebut, adalah sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan fakta
Hal-hal yang didapatkan dari penelitian
seperti berbagai keterangan, penjelasan, atau uraian untuk digunakan dalam
analisanya harus berdasarkan fakta, bukan dari khayalan, perkiraan, legenda, atau
kegiatan sejenisnya.
2.
Bebas dari prasangka
Menggunakan prasangka dan pertimbangan
berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah, oleh karena itu dalam
penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut serta
menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian yang
objektif.
3.
Menggunakan prinsip analisa
Prinsip analisa digunakan untuk
memberikan arti terhadap fenomena yang kompleks. Tidak hanya itu semua masalah
harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis.
4.
Menggunakan hipotesa
Hipotesa digunakan untuk menjadi pedoman
penelitian dan sekaligus pedoman pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa
digunakan untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga
hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian saja yang harus
dikumpulkan.
5.
Menggunakan ukuran objektif
Penggunaan ukuran yang objektif harus ada
dalam sebuah penelitian atau analisa. Karena dalam penelitian tidak benarkan
dengan menggunakan metode perkiraan, atau dengan perasaan.
6.
Menggunakan teknik kuantifikasi
Ukuran-ukuran yang dapat diperlakukan
dengan teknik kuantifikasi antara lain adalah ton, mm per detik, ohm, kilogram
dan sebagainya. Kuantifikasi yang paling mudah adalah dengan menggunakan ukuran
nominal, ranking, dan rating.
Metode ilmiah
adalah metode yang tersusun atas langkah-langkah yang
sistematis yang digunakan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah
metode ilmiah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut ini:
Menentukan dan merumuskan masalah: Langkah ini
meliputi menentukan dan merumuskan hal-hal apa saja yang perlu diselidiki dan
dipelajari untuk memperoleh jawaban. Dalam merumuskan masalah, kita perlu
membuat daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan biasanya diawali dengan kata tanya
apa, mengapa, siapa, bagaimana, dan di
mana. Contoh: mengapa tanaman
tumbuh ke arah sinar matahari?
Mengumpulkan data: Mengamati dan mengumpulkan data yang berhubungan
dengan masalah yang diselidiki. Contoh: tanaman
dalam pot tumbuh ke arah jendela.
Membuat hipotesis: Membuat dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang diselidiki. Contoh: pertumbuhan
tanaman dipengaruhi cahaya.
Melakukan eksperimen (percobaan): Percobaan
dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan dilakukan
berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh: sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran
di salah satu sisi tan am an tersebut.
Menarik kesimpulan: Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya.
Untuk dapat
menggunakan metode ilmiah dengan baik, para ilmuwan harus memiliki beberapa
sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang meliputi:
Rasa ingin tahu: Selalu terdorong untuk lebih banyak ingin
mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang lebih tahu,
mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan sendiri.
Kejujuran: Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ketekunan: Tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Tidak segan-segan mengulangi percobaan.
Ketelitian: Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan, menggunakan
alat maupun bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data, dan dalam menarik
kesimpulan.
Obyektivitas: Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil harus
berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan pendapat pribadi atau orang lain.
Keterbukaan: Mau bekerja sarna dengan orang lain, mau menerima
kritikan atau saran dari orang lain yang bersifat membangun, dan mau memberikan
pengalarnannya kepada orang lain.
Refrensi :