Namaku Intan
Pratiwi. Biasanya orang memanggilku Intan. Aku seorang siswi di SMAN 1 Kota
serang. Aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang broken home karna status
papahku seorang bussinessmen dan mamahku seorang wanita karir yang membuat
mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bercerai. Tetapi, ada satu orang yang
selalu menemani hari hari aku dirumah yaitu bibi sum. Setiap hari yang ku
jalani terasa amat pahit karna orang tua aku yang sibuk masing-masing, tetapi
semenjak hadirnya seorang lelaki yang begitu manis, hariku berubah menjadi
indah. Adit.. nama yang begitu singkat tetapi ia adalah seorang lelaki yang
menjadi pujaan hatiku. Ia kakak kelasku disekolah, setiap hari kami saling
tegur sapa tetapi tidak sanggup untuk saling berbicara.
(pagi hari)...
“Non
intan, sudah bibi buatkan sarapan”. Teriakan bibi sum membuatku terkejut .
“Iya
bi, nanti intan turun”. Dengan cepat intan melangkah menuju ruang makan.
“Mamah
dan papah tidak pulang ya bi?” tanyaku pada bik sum.
“Tidak non”.
Jawab bik sum
Ya
beginilah yang dilakukan mamah dan papah, selalu saja dengan sejuta alasan
mengapa mereka jarang pulang. Aku sudah biasa menghadapi mereka yang seperti
ini.
“Intan
berangkat ya bik”. Ucapku sambil mencium tangan bibik sum.
“Iya
hati-hati ya non, kalau ada apa-apa cepat langsung hubungi bibik” ketus bibik
dengan rasa cemas.
Bahkan
bibik sum saja begitu peduli kepadaku, tetapi orangtuaku? Ah sudahlah.
Setelah
sampai disekolah, tepatnya digerbang sekolah aku begitu kaget melihat adit diantar
oleh seorang perempuan sebayaku, dengan rasa ingin tahu bercampur dengan amarah
aku langsung menghampiri adit.
“diantar
oleh siapa?” tanyaku dengan singkat.
“sepupuku”
jawab adit dengan cepat.
Ya
memang adit memiliki karakter yang begitu cuek, tetapi dibalik sifat yang cuek
itu terdapat rasa peduli yang begitu besar terhadap orang disekitarnya. Hari
ini pun aku lalui begitu pahit setelah mengalami kejadian tadi pagi. Aku memang
bukan siapa-siapa adit, kami berdua tidak ada hubungan yang lebih akan tetapi
semua orang yang melihat kedekatan kami akan berfikir ada hubungan yang lebih
dari sekedar teman.
Bel
istirahat pun berbunyi, aku dan rara langsung menuju kantin.
(Di
Kantin)
“Ntan,
itu adit kan?” ucap rara dengan tak pasti.
“Iya
mungkin, aku tidak ingin melihatnya” jawabku dengan nada yang datar.
“kenapa
ntan?ada apa dengan kalian?bukankah kemarin kalian saling tegur sapa?” tanya
rara .
“Ceritanya
panjang ra, aku sedang tidak ingin membahas dia karna kejadian tadi pagi
membuatku seperti ini” .jawabku dengan nada yang begitu rendah.
(Malam hari) ..
Krrriiiinnnggg ... (nada
panggilan handphone)
“Hallo assalamuallaikum,
intan?” sapa adit .
“Iya waalaikumsalam, ada apa
ya?” jawabku dengan cuek.
“Begini ntan, aku ingin
menjelaskan kejadian tadi pagi. Kamu jangan salah paham dulu ya, tadi pagi
memang sepupuku. Dia sedang liburan dirumahku maka dari itu aku memintanya
untuk mengantarku kesekolah”. Ucap adit dengan jelas.
“Yayaya” jawabku dengan lebih
cuek dari sebelumnya .
“Yaudah ntan kalau kamu tidak percaya,
aku sudah menjelaskan semuanya ke kamu, aku harap pendekatan ini tidak berhenti
sampai disini” (langsung mematikan handphone) .
Setelah mendengar penjelasan dari adit, perasaanku menjadi
tidak karuan. Air mata yang ku tahan rasanya ingin dikeluarkan dan akhirnya pun
aku menangis. Rasa penyesalanku karna tidak mendengar penjelasan dari adit
membuatku seperti ini.
Keesokan harinya ..
“Selamat pagi intan, jangan
lupa sarapan ya” sebuah pesan singkat dari adit .
Dengan cepat aku membalas pesan
tersebut, “Iya selamat pagi juga adit, kamu juga ya” .
Akupun langsung menuju kamar
mandi dan bersiap-siap berangkat kesekolah, aku berharap hari ini menjadi hari
yang paling indah dari sebelumnya.
(Disekolah)
“Hey intan, kamu tidak
apa-apa?” sapa adit dengan wajah yang begitu ramah.
Aku hanya balas dengan sebuah
senyuman, tetapi sesungguhnya hatiku begitu senang mendengar adit berkata
seperti itu. Setelah sampai dikelas, aku langsung bercerita kepada rara teman
sebangku dari pertama masuk sekolah.
Dengan respon yang begitu bersemangat, rara mendengarkan kejadian yang
kualami dari semalam hingga tadi pagi.
(Diperpustakaan)
“Ra hari ini kita pinjam buku
apa?” tanyaku kepada rara.
“Buku tentang hewan primata
saja ntan, atau apa saja terserah kamu” jawab rara.
Akhirnya
kami berdua meminjam buku tentang psikolog perempuan. Dengan bersamaan kami
baca diteras kelas. Ternyata setelah jauh membaca isi buku tersebut, aku dan
rara mempunyai pemikiran yang sama. Kami berdua sama-sama perempuan dan
memiliki karakter yang sama pula. Dan kami juga berasal dari keluarga yang
sama, sama-sama tidak harmonis.
Kriiiiiiiiiiiiiinggg....
bel sekolah pun berbunyi aku dan rara siap siap untuk menuju kelas meneruskan
pelajaran pada saat itu.
“Keluarkan buku paket bahasa
indonesia kalian” ucap guru bhasa indonesia aku.
“di
bab tiga ini kita mempelajari tentang puisi dan ibu akan memberi tugas buat
satu puisi yang bertema kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang ada
dalam kehidupan kalian, minggu depan dikumpulkan dan baca di depan kelas” ujar
bu guru didepan kelas.
“Bel pun berbunyi tanda waktu
sekolah sudah usai” aku dan rara pun bereres-beres buku untuk segera pulang.
“ntan, kamu mau buat puisi
tentang apa” ucap rara. “aku belum tau ra”.
“Yasudah aku pulang duluan ya
ntan aku sudah dijemput kaka aku di gerbang depan. Aku duluan ya ntan” ucap
rara.
“andai aja aku punya kaka,
mungkin aku tidak terlalu kesepian” ucap intan dalam hatinya dan wajahnya pun
murung.
(malam hari)
Didalam
kamar aku sedang mengerjakan tugas bahasa indonesia.
“non,
makanan malam sudah siap dimeja makan” ucap bi sum
“antarkan
ke kamar aku bi, aku sedang mengerjakan tugas bi” ucap aku ke bibi sum.
Kemudian
bibi sum kekamar aku untuk mengantarkan makanan malam ku.
“non,
ini makananya sudah bibi siapkan ya di meja, non sedang ngerjain apa si
keliatanya serius banget bibi liat” ucap bibi
“aku
lagi ngerjain tugas bahasa indonesia bi, aku di kasih tugas buat puisi tentang
kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupan aku bi”
ucap aku dengan muka yang membingungkan
“oh,begitu
non trus non mencderitakan tetntang apa puisinya” kata bi sum
“hemmmmm..
aku belum tau bi, menurut bibi tentang apa ya?”
“buat
apa ya non, bibi juga bingung” dengan nada tertawa hehehhehh
“aku
sudah ada ide bi gimana kalo aku buat tema tentang keluarga aku aja ya bi”
“yasudah
non coba saja bagus non”
“Iya
mungkin dari puisi ini aku bisa mengungkapkan semua yang ada didalam hati dan
pikiran aku selama ini”
“yasudah
non teruskan saja tugasnya ya jangan lopa makananya dimakan ya non sudah bibi
siapkan” bibbi pun keluar kamar
aku pun
langsung membuat puisi diselembar kertas putih. Aku menuliskan semua keluh
kesah ku krna kesepian.
(pagi hari)...
“Selamat pagi intan, jangan
lupa sarapan ya.” sebuah pesan singkat dari adit .
Aku pun langsung membalas
pesan, dengan singkat ‘’iya selamat pagi”
Kemudian adit membalas pesan
aku “kamu kenapa tan? Kok bales sms aku singkat banget. Kenapa akhir-akhir ini
kamu semakin menghindar dari aku ntan, emang aku ada salah apa?”
“gpp kok, aku cuman mau
konsentrasi aja sama sekolah aku dulu, jadi kamu jangan ganggu aku lagi mulai
sekarang” dengan berat hati aku kirim pesan.
“yasudah kalo emng ini yang
kamu mau tan mulai sekarang aku tidak akan menggangu kamu lagi” balasan pesan
dari adit
Kemudian aku langsung bergegas
siap-siap berangkan kesekolah.
(di sekolah)
“tan kenapa wajah kamu murung?”
ucap rara
“tadi pagi aku sms adit biar
dia tidak ganggu-ganggu aku lagi ra”
“ihhhh, kenapa kamu bilang
begitu? Bukanya kamu suka sama ka adit dari awal kamu masuk sekolah ini tan?”
“iya si, awalnya emng aku suka
sama adit tapi semenjak dia diantar sekolah sengan cewk itu aku jadi merasa
ilfeel sama adit ra, makanya aku suruh dia menjauh dari aku”
“Kamu yakin sama keputusan kamu
tan?”
“iya aku yakin, walaupun sedikit berat hati
aku sms dia tadi”
“harusanya kamu pikir dulu tan
sebelum kamu ambil keputusan itu, nanti kamu malah menyesal lohhhh!!! Dengan
nada yang keras
“iya, ngga tau lah ra aku juga
bingung”
Kriiiiingggggg...
bel tanda masukpun berbunyi. Intan dan rara pun duduk di bangkunya
masing-masing menunggu guru datang.
(jam istirahat)
“ntan, aku mau kekanting kamu mau ikut aku?”
“ngga ah ra aku dikelas saja”
“Kamu kenapa keliatan murung si
ra? Kaya ada yang lagi kamu pikirin?”
“iya,aku jadi kepikiran adit
ra” dengan nada yang sedih
“aku bilang juga apa kamu pasti
nyesel sama yang kamu ambil kan tan, yasudah mending kamu sms kan adit minta
maaf”
“aku ngga mau ra, biar aja
nanti lama-lama aku juga bisa melupakan adit”
Rara
pun pergi kekantin dan tidak komentar apa pun ke aku karna ia kesal aku tidak
mendengarkan perkataan ia.
Beberapa
hari kemudian aku pun selalu menghindar setiap aku bertemu adit disekolah. Aku
selalu memalingkan wajah aku setiap aku bertemu. Satu minggu sudah aku lewati
tanpakomunikasi dengan adit.
Saat
pelajaran bahasa indonesia bu guru menyuru mengumpulkan tugas yang ia berikan “keluarkan tugas kalian dan kumpulkan
sesuai barisan”
Aku pun
mengumpulkan tugas yang ibu guru berikan satu minggu yang lalu.
Kemudian
ibu guru memanggi nama ku untuk maju kedepan membacakan puisi yang aku buat.
Dengan perasaan yang tegnag dan dekdekan aku pun maju menuju meja buguru dan
mengambil buku ku untuk aku bacakan didepan kelas.
Kemudian
aku membacakan puisi ku didepan kelas dengan keringat yang mengucur di jidat
dan tagangan ku. Akhir nya aku membaca puisi dengan nada yang sedih. Entah
mengapa saat aku mulai membaca puisi ku mulut ku berasa ada yang membantu aku
untuk membacanya dengan benar karna aku membacanya mengingat keluarga aku yang
broken home. Sampai aku meneteskan air mataku.
Teman-teman
satu kelas aku pun menangis karena sedih mendengar puisi aku yang menceritakan
keluarga aku. Dan setelah aku membaca puisi semua teman-teman dan guru ku pun
bertemuk tangan.
aku
hanya tersenyum dan kembali duduk ke bangku ku.
Lalu,
bu guru mengajak aku keruangan guru dan mengajak aku mengobrol di sana. Aku
ceritakan semuanya kepada buguru semua kelu kesa ku berada dirumah.
kemudian,
bu guru langsung menghubungi nomor mama aku dan menceritakan semua yang aku
ceritakan di kantor tadi.
Aku pun
bergegas untuk pulang kerumah karena jam pulang sekolah sudah berbunyi.
Sesampainya
dirumah aku langsung brsih-bersih kemudian aku langsung menonton tv dengan bi
sum.
(malam hari)...
19:07
Aku sedang menunggu bibi masak
untuk aku makan malam di depan tv. Tiba-tiba mama aku datang dan memberi salam
“assalamualikum”
Aku langsuang menuju mama aku
dan salim “walaikum salam mama, tumben jam segini sudah pulang ma?”
“iya mama sengaja pulang cepat
nak, mau makan malam dirumah sama kamu” dengan nada yang lembut dan senyuman
manis
Lalu aku memeluk mama “makasih
mama aku seneng banget”
“Iya sayang bibi sudah masak
belum?”
“iya bibi lagi masak buat makan
malam ma” dengan nada gembira
Kemudian aku dan mamam makan bareng di meja makan, sambil
bersendah gurau bersama. Dan mama meminta maaf kepada ku karna semenjak mama
papa bercerai mama hanya memikirkan karir mama bukan malah merhatikan aku.
Dan mama berjanji kepada ku mama tidak
akan terlalu sibuk dengan karirnya dan akan lebih merhatikan aku. Walaupun
hanya sekedar srapan bersama atau makan malam bersama mama. Aku pun merasa
sangan senang sekali mendengar semua yang mama ucapkan ke aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar