Kamis, 24 April 2014

broken home


Namaku Intan Pratiwi. Biasanya orang memanggilku Intan. Aku seorang siswi di SMAN 1 Kota serang. Aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang broken home karna status papahku seorang bussinessmen dan mamahku seorang wanita karir yang membuat mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bercerai. Tetapi, ada satu orang yang selalu menemani hari hari aku dirumah yaitu bibi sum. Setiap hari yang ku jalani terasa amat pahit karna orang tua aku yang sibuk masing-masing, tetapi semenjak hadirnya seorang lelaki yang begitu manis, hariku berubah menjadi indah. Adit.. nama yang begitu singkat tetapi ia adalah seorang lelaki yang menjadi pujaan hatiku. Ia kakak kelasku disekolah, setiap hari kami saling tegur sapa tetapi tidak sanggup untuk saling berbicara.
(pagi hari)...
“Non intan, sudah bibi buatkan sarapan”. Teriakan bibi sum membuatku terkejut .
“Iya bi, nanti intan turun”. Dengan cepat intan melangkah menuju ruang makan.
“Mamah dan papah tidak pulang ya bi?” tanyaku pada bik sum.
“Tidak non”. Jawab bik sum
Ya beginilah yang dilakukan mamah dan papah, selalu saja dengan sejuta alasan mengapa mereka jarang pulang. Aku sudah biasa menghadapi mereka yang seperti ini.
“Intan berangkat ya bik”. Ucapku sambil mencium tangan bibik sum.
“Iya hati-hati ya non, kalau ada apa-apa cepat langsung hubungi bibik” ketus bibik dengan rasa cemas.
Bahkan bibik sum saja begitu peduli kepadaku, tetapi orangtuaku? Ah sudahlah.
Setelah sampai disekolah, tepatnya digerbang sekolah aku begitu kaget melihat adit diantar oleh seorang perempuan sebayaku, dengan rasa ingin tahu bercampur dengan amarah aku langsung menghampiri adit.
“diantar oleh siapa?” tanyaku dengan singkat.
“sepupuku” jawab adit dengan cepat.
Ya memang adit memiliki karakter yang begitu cuek, tetapi dibalik sifat yang cuek itu terdapat rasa peduli yang begitu besar terhadap orang disekitarnya. Hari ini pun aku lalui begitu pahit setelah mengalami kejadian tadi pagi. Aku memang bukan siapa-siapa adit, kami berdua tidak ada hubungan yang lebih akan tetapi semua orang yang melihat kedekatan kami akan berfikir ada hubungan yang lebih dari sekedar teman.
Bel istirahat pun berbunyi, aku dan rara langsung menuju kantin.
(Di Kantin)
“Ntan, itu adit kan?” ucap rara dengan tak pasti.
“Iya mungkin, aku tidak ingin melihatnya” jawabku dengan nada yang datar.
“kenapa ntan?ada apa dengan kalian?bukankah kemarin kalian saling tegur sapa?” tanya rara .
“Ceritanya panjang ra, aku sedang tidak ingin membahas dia karna kejadian tadi pagi membuatku seperti ini” .jawabku dengan nada yang begitu rendah.
(Malam hari) ..
Krrriiiinnnggg ... (nada panggilan handphone)
“Hallo assalamuallaikum, intan?” sapa adit .
“Iya waalaikumsalam, ada apa ya?” jawabku dengan cuek.
“Begini ntan, aku ingin menjelaskan kejadian tadi pagi. Kamu jangan salah paham dulu ya, tadi pagi memang sepupuku. Dia sedang liburan dirumahku maka dari itu aku memintanya untuk mengantarku kesekolah”. Ucap adit dengan jelas.
“Yayaya” jawabku dengan lebih cuek dari sebelumnya .
“Yaudah ntan kalau kamu tidak percaya, aku sudah menjelaskan semuanya ke kamu, aku harap pendekatan ini tidak berhenti sampai disini” (langsung mematikan handphone) .
          Setelah mendengar penjelasan dari adit, perasaanku menjadi tidak karuan. Air mata yang ku tahan rasanya ingin dikeluarkan dan akhirnya pun aku menangis. Rasa penyesalanku karna tidak mendengar penjelasan dari adit membuatku seperti ini.
Keesokan harinya ..
“Selamat pagi intan, jangan lupa sarapan ya” sebuah pesan singkat dari adit .
Dengan cepat aku membalas pesan tersebut, “Iya selamat pagi juga adit, kamu juga ya” .
Akupun langsung menuju kamar mandi dan bersiap-siap berangkat kesekolah, aku berharap hari ini menjadi hari yang paling indah dari sebelumnya.
(Disekolah)
“Hey intan, kamu tidak apa-apa?” sapa adit dengan wajah yang begitu ramah.
Aku hanya balas dengan sebuah senyuman, tetapi sesungguhnya hatiku begitu senang mendengar adit berkata seperti itu. Setelah sampai dikelas, aku langsung bercerita kepada rara teman sebangku dari pertama masuk sekolah.    Dengan respon yang begitu bersemangat, rara mendengarkan kejadian yang kualami dari semalam hingga tadi pagi.
(Diperpustakaan)
“Ra hari ini kita pinjam buku apa?” tanyaku kepada rara.
“Buku tentang hewan primata saja ntan, atau apa saja terserah kamu” jawab rara.
Akhirnya kami berdua meminjam buku tentang psikolog perempuan. Dengan bersamaan kami baca diteras kelas. Ternyata setelah jauh membaca isi buku tersebut, aku dan rara mempunyai pemikiran yang sama. Kami berdua sama-sama perempuan dan memiliki karakter yang sama pula. Dan kami juga berasal dari keluarga yang sama, sama-sama tidak harmonis.
Kriiiiiiiiiiiiiinggg.... bel sekolah pun berbunyi aku dan rara siap siap untuk menuju kelas meneruskan pelajaran pada saat itu.
“Keluarkan buku paket bahasa indonesia kalian” ucap guru bhasa indonesia aku.
“di bab tiga ini kita mempelajari tentang puisi dan ibu akan memberi tugas buat satu puisi yang bertema kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupan kalian, minggu depan dikumpulkan dan baca di depan kelas” ujar bu guru didepan kelas.
“Bel pun berbunyi tanda waktu sekolah sudah usai” aku dan rara pun bereres-beres buku untuk segera pulang.
“ntan, kamu mau buat puisi tentang apa” ucap rara. “aku belum tau ra”.
“Yasudah aku pulang duluan ya ntan aku sudah dijemput kaka aku di gerbang depan. Aku duluan ya ntan” ucap rara.
“andai aja aku punya kaka, mungkin aku tidak terlalu kesepian” ucap intan dalam hatinya dan wajahnya pun murung.
(malam hari)
Didalam kamar aku sedang mengerjakan tugas bahasa indonesia.
“non, makanan malam sudah siap dimeja makan” ucap bi sum
“antarkan ke kamar aku bi, aku sedang mengerjakan tugas bi” ucap aku ke bibi sum.
Kemudian bibi sum kekamar aku untuk mengantarkan makanan malam ku.
“non, ini makananya sudah bibi siapkan ya di meja, non sedang ngerjain apa si keliatanya serius banget bibi liat” ucap bibi
“aku lagi ngerjain tugas bahasa indonesia bi, aku di kasih tugas buat puisi tentang kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupan aku bi” ucap aku dengan muka yang membingungkan
“oh,begitu non trus non mencderitakan tetntang apa puisinya” kata bi sum
“hemmmmm.. aku belum tau bi, menurut bibi tentang apa ya?”
“buat apa ya non, bibi juga bingung” dengan nada tertawa hehehhehh
“aku sudah ada ide bi gimana kalo aku buat tema tentang keluarga aku aja ya bi”
“yasudah non coba saja bagus non”
“Iya mungkin dari puisi ini aku bisa mengungkapkan semua yang ada didalam hati dan pikiran aku selama ini”
“yasudah non teruskan saja tugasnya ya jangan lopa makananya dimakan ya non sudah bibi siapkan” bibbi pun keluar kamar
aku pun langsung membuat puisi diselembar kertas putih. Aku menuliskan semua keluh kesah ku krna kesepian.
(pagi hari)...
“Selamat pagi intan, jangan lupa sarapan ya.” sebuah pesan singkat dari adit .
Aku pun langsung membalas pesan, dengan singkat ‘’iya selamat pagi”
Kemudian adit membalas pesan aku “kamu kenapa tan? Kok bales sms aku singkat banget. Kenapa akhir-akhir ini kamu semakin menghindar dari aku ntan, emang aku ada salah apa?”
“gpp kok, aku cuman mau konsentrasi aja sama sekolah aku dulu, jadi kamu jangan ganggu aku lagi mulai sekarang” dengan berat hati aku kirim pesan.
“yasudah kalo emng ini yang kamu mau tan mulai sekarang aku tidak akan menggangu kamu lagi” balasan pesan dari adit
Kemudian aku langsung bergegas siap-siap berangkan kesekolah.
(di sekolah)
“tan kenapa wajah kamu murung?” ucap rara
“tadi pagi aku sms adit biar dia tidak ganggu-ganggu aku lagi ra”
“ihhhh, kenapa kamu bilang begitu? Bukanya kamu suka sama ka adit dari awal kamu masuk sekolah ini tan?”
“iya si, awalnya emng aku suka sama adit tapi semenjak dia diantar sekolah sengan cewk itu aku jadi merasa ilfeel sama adit ra, makanya aku suruh dia menjauh dari aku”
“Kamu yakin sama keputusan kamu tan?”
 “iya aku yakin, walaupun sedikit berat hati aku sms dia tadi”
“harusanya kamu pikir dulu tan sebelum kamu ambil keputusan itu, nanti kamu malah menyesal lohhhh!!! Dengan nada yang keras
“iya, ngga tau lah ra aku juga bingung”
Kriiiiingggggg... bel tanda masukpun berbunyi. Intan dan rara pun duduk di bangkunya masing-masing menunggu guru datang.
(jam istirahat)
 “ntan, aku mau kekanting kamu mau ikut aku?”
“ngga ah ra aku dikelas saja”
“Kamu kenapa keliatan murung si ra? Kaya ada yang lagi kamu pikirin?”
“iya,aku jadi kepikiran adit ra” dengan nada yang sedih
“aku bilang juga apa kamu pasti nyesel sama yang kamu ambil kan tan, yasudah mending kamu sms kan adit minta maaf”
“aku ngga mau ra, biar aja nanti lama-lama aku juga bisa melupakan adit”
Rara pun pergi kekantin dan tidak komentar apa pun ke aku karna ia kesal aku tidak mendengarkan perkataan ia.
Beberapa hari kemudian aku pun selalu menghindar setiap aku bertemu adit disekolah. Aku selalu memalingkan wajah aku setiap aku bertemu. Satu minggu sudah aku lewati tanpakomunikasi dengan adit.
Saat pelajaran bahasa indonesia bu guru menyuru mengumpulkan tugas yang ia  berikan “keluarkan tugas kalian dan kumpulkan sesuai barisan”
Aku pun mengumpulkan tugas yang ibu guru berikan satu minggu yang lalu.
Kemudian ibu guru memanggi nama ku untuk maju kedepan membacakan puisi yang aku buat. Dengan perasaan yang tegnag dan dekdekan aku pun maju menuju meja buguru dan mengambil buku ku untuk aku bacakan didepan kelas.
Kemudian aku membacakan puisi ku didepan kelas dengan keringat yang mengucur di jidat dan tagangan ku. Akhir nya aku membaca puisi dengan nada yang sedih. Entah mengapa saat aku mulai membaca puisi ku mulut ku berasa ada yang membantu aku untuk membacanya dengan benar karna aku membacanya mengingat keluarga aku yang broken home. Sampai aku meneteskan air mataku.
Teman-teman satu kelas aku pun menangis karena sedih mendengar puisi aku yang menceritakan keluarga aku. Dan setelah aku membaca puisi semua teman-teman dan guru ku pun bertemuk tangan.
aku hanya tersenyum dan kembali duduk ke bangku ku.
Lalu, bu guru mengajak aku keruangan guru dan mengajak aku mengobrol di sana. Aku ceritakan semuanya kepada buguru semua kelu kesa ku berada dirumah.
kemudian, bu guru langsung menghubungi nomor mama aku dan menceritakan semua yang aku ceritakan di kantor tadi.
Aku pun bergegas untuk pulang kerumah karena jam pulang sekolah sudah berbunyi.
Sesampainya dirumah aku langsung brsih-bersih kemudian aku langsung menonton tv dengan bi sum.
(malam hari)...
19:07
Aku sedang menunggu bibi masak untuk aku makan malam di depan tv. Tiba-tiba mama aku datang dan memberi salam “assalamualikum”
Aku langsuang menuju mama aku dan salim “walaikum salam mama, tumben jam segini sudah pulang ma?”
“iya mama sengaja pulang cepat nak, mau makan malam dirumah sama kamu” dengan nada yang lembut dan senyuman manis
Lalu aku memeluk mama “makasih mama aku seneng banget”
“Iya sayang bibi sudah masak belum?”  
“iya bibi lagi masak buat makan malam ma” dengan nada gembira
          Kemudian aku dan mamam makan bareng di meja makan, sambil bersendah gurau bersama. Dan mama meminta maaf kepada ku karna semenjak mama papa bercerai mama hanya memikirkan karir mama bukan malah merhatikan aku. Dan  mama berjanji kepada ku mama tidak akan terlalu sibuk dengan karirnya dan akan lebih merhatikan aku. Walaupun hanya sekedar srapan bersama atau makan malam bersama mama. Aku pun merasa sangan senang sekali mendengar semua yang mama ucapkan ke aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar