Sistem Kontinental dan Anglo Saxon – Sejalan dengan perkembangan Sistem Pembukuan Berpasangan, sistem akuntansi Anglo Saxon
(sistem Amerika) diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1960. Sebelumnya, di
Indonesia menggunakan pembukuan sistem Belanda yang sebenarnya merupakan Sistem
Kontinental (sistem akuntansi yang berlaku di Daratan Eropa). Salah satu faktor
yang mempengaruhi perkembangan sistem kontinental adalah kenyataan bahwa
Indonesia dijajah selama tiga setengah abad oleh Belanda. Akibatnya, banyak hal
berpengaruh terhadap perkembangan negara, termasuk salah satunya adalah sistem
pembukuan yang dipakai. Di Indonesia, sistem pembukuan tersebut dikenal dengan Tata
Buku (Book Keeping).
Selanjutnya,
dengan semakin majunya perkembangan perekonomian, sistem pembukuan warisan
Belanda tersebut tidak lagi bisa diandalkan. Akhirnya, semakin banyak sistem
pencatatan yang bersumber pada sistem akuntansi Amerika (Anglo Saxon) yang
digunakan di Indonesia.
Jika dibandingkan,
cakupan pembahasan tata buku tidaklah sama dengan akuntansi. Tata buku dapat
dikatakan bagian dari akuntansi, sementara akuntansi memiliki cakupan yang
sangat luas bahkan masih terbagi lagi dalam bidang-bidang akuntansi lainnya.
Oleh karena itu, sistem akuntansi sangat cocok untuk diterapkan di alam
perekonomian indonesia yang semakin maju. Kemudian, agar terdapat keseragaman
pembukuan dalam sistem pelaporan keuangan, Ikatan Akuntansi Indonesia menyusun
aturan dasar yang menghimpun prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi
penyusunan laporan keuangan yang disebut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK).
Lihat juga Pemakai Informasi Akuntansi Lengkap.
Lihat juga Pemakai Informasi Akuntansi Lengkap.
Perkembangan akuntansi di Indonesia, pada
mulanya menganut sistem kontinental, sama seperti yang di pakai Belanda. Sistem
kontinental ini, yang di sebut juga Tata Buku atau Pembukuan, yang sebenarnya tidak
sama dengan akuntansi, karena Tata Buku (Bookkeeping) adalah elemen prosedural
dari akuntansi sebagaimana aritmatika adalah elemen prosedural dari matematika.
Selain itu, terletak perbedaan antara tata
buku dengan Akuntansi, yakni :
Tata Buku (Bookkeeping): menyangkut
kegiatan–kegiatan proses akuntansi seperti pencatatan, peringkasan,
penggolongan, dan aktivitas – aktivitas lain yang bertujuan untuk menghasilkan
informasi akuntansi yang berdasarkan pada data.
Akuntansi (Accounting): menyangkut kegiatan–kegiatan
analisis dan interprestasi berdasarkan informasi akuntansi.
Pertengahan abad ke–18, terjadi Revolusi
Industri di Inggris yang mendorong pula perkembangan akuntansi. Pada waktu itu,
para manajer pabrik, misalnya ingin mengetahui biaya produksinya. Dengan
mengetahui berapa besar biaya produksi, mereka dapat mengawasi efektivitas
proses produksi dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu, berkembanglah
akuntansi dalam bidang khusus, yaitu akuntansi biaya yang memfokuskan diri pada
pencatatan biaya produksidan penyediaan informasi bagi manajemen. Revolusi
Industri mengakibatkan perkembangan akuntansi semakin pesat sehingga menyebar
sampai ke Benua Amerika, khususnya di Amerika Serikat dan melahirkan sistem Anglo Saxon.
Seiring perkembangan, selanjutnya tata buku
mulai di tinggalkan orang. Di Indonesia, orang atau perusahaan semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon
yang berasal dari Amerika, dan ini di sebabkan oleh :
Pada tahun 1957, Adanya konfrontasi Irian
Barat antara Indonesia – Belanda yang membuat seluruh pelajar Indonesia yang
sekolah di Belanda di tarik kembali dan dapat melanjutkan kembali studinya di
berbagai Negara (termasuk Amerika), terkecuali negara Belanda.
Hampir sebagian besar mereka yang berperan
dalam kegiatan pengembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika,
dan menerapkan system akuntansi Anglo Saxon di Indonesia. Sehingga sistem ini
lebih dominan di gunakan daripada sistem Kontinental / Tata buku di Indonesia.
Dengan adanya sistem akuntansi Anglo Saxon,
Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan
istilah antara tata buku dan akuntansi, yaitu :
-Istilah ‘perkiraan’, menjadi ‘akun’;
-Istilah ‘neraca laju’, menjadi ‘kertas
kerja’ ;
-dan lain – lain.
Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika
(Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang
dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika
(Anglo- Saxon). Di Inggris, bursa efek pasar dan profesi akuntansi juga
berpengaruh dalam proses akuntansi peraturan. Inggris laporan tahunan dan
piutang terdiri dari laba konsolidasi dan akun rugi, neraca dan laporan arus
kas. Untuk menilai review operasi secara tahunan, laporan direktur adalah harus
selalu disertakan. Dalam praktek konsolidasi, metode pembelian biasanya diikuti
meskipun dalam beberapa kasus, dan merger akuntansi atau metode penyatuan mungkin
diperlukan. Berkaitan dengan praktek pengukuran mereka, Inggris menerapkan
pendekatan konservatif daripada kebanyakan negara-negara Anglo Saxon dimana ada
selisih penilaian kembali aktiva tetap seperti tanah dan bangunan untuk nilai
pasar. Persediaan biaya juga ditentukan dengan metode masuk pertama-dalam
metode-first out (FIFO) diizinkan untuk keperluan pajak, sedangkan-terakhir
di-first-out (LIFO) Metode tidak diperbolehkan
sumber : http://airdanruanggelap.blogspot.co.id/2013/04/anglo-saxon-eropa.html
https://fransiscadwikarlina.wordpress.com/sejarah-akuntansi-di-indonesia/
http://zonapembelajar.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-perkembangan-akuntansi-dari_12.html