NO
|
KASUS
|
PERUSAHAAN
|
KETERANGAN
|
1
|
Kasus Manipulasi
KAP Andersen dan Enron
|
Enron
|
Manipulasi
yang dilakukan Enron selama bertahun-tahun ini mulai terungkap ketika Sherron
Watskin, salah satu eksekutif Enron mulai melaporkan praktek tidak terpuji
ini. Pada bulan September 2001, pemerintah mulai mencium adanya
ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Pada bulan Oktober 2001, Enron
mengumumkan kerugian sebesar $US618 miliar dan nilai aset Enron menyusut
sebesar $US1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui,
bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih
mereka. Akibat laporan mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai anjlok dan
saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember
2001, harga saham Enron hanya 26 sen.
|
2
|
Manipulasi
Laporan Keuangan PT KAI
|
PT KAI
|
Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya
pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar
telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan
menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar.Kerugian ini terjadi karena PT
Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga.
Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai
pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat
dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan
dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di sini.
|
3
|
Kasus Bank
Bali
|
Bank Bali
|
Kasus cessie Bank Bali yang menjerat Joko Tjandra, berawal
pada 11 Januari 1999. Ketika itu, disusun perjanjian pengalihan tagihan
piutang antara Bank Bali yang diwakili oleh Rudy Ramli dan Rusli Suryadi,
dengan Joko Soegiarto Tjandra selaku Direktur PT Persada Harum Lestari,
mengenai tagihan utang Bank Bali terhadap Bank Tiara sebesar Rp38 miliar.
Pembayaran utang kepada Bank Bali diputuskan dilakukan selambat-lambatnya
pada tanggal 11 Juni 1999.Selain soal tagihan utang Bank Bali terhadap Bank
Tiara, disusun pula perjanjian pengalihan tagihan utang antara Bank Bali
dengan Joko Tjandra mengenai tagihan piutang Bank Bali terhadap Bank Dagang
Negara Indonesia (BDNI) dan Bank Umum Nasional (BUN) sebesar lebih dari Rp798
miliar. Pembayaran utang kepada Bank Bali diputuskan dilakukan
selambat-lambatnya 3 bulan setelah perjanjian itu dibuat. Untuk perjanjian
tagihan utang yang kedua ini, Joko Tjandra berperan selaku Direktur PT Era
Giat Prima.
|
4
|
Skandal Manipulasi Laporan
Keuangan PT KIMIA FARMA
|
PT. Kimia Farma, Tbk
|
Manajemen
Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 Miliyar dan laporan
tersebut diaudit oleh Hans Tuanakota dan Mustofa(HTM), tetapi Kementrian BUMN
dan Bapepam menilai bahwa laba bersihnya mengandung unsure rekayasa, oleh
sebab itu dilakukan audit ulang pada 3 Oktober 2002 ternyata laba bersih
hanya sebesar Rp 99.56 Miliyar. Ada 2 hal kesalahan penyajian pada persediaan
dan kesalahan penyajian pada penjualan.
Kesalahan
penyajian pada persediaan timbul karena adanya nilai yang terdapat pada
daftar harga persediaan digelembungkan.
Melalui direktur produksinya menerbitkan dua buah daftar harga
persediaan pada tanggal 1 dan 3 February , dimana tanggal 3 February
dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi PT.Kimia Farma,
Tbk.
Kesalahan ke dua penyajian pada penjualan
adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan dengan tidak
melakukan disampling oleh akuntan pada unit- unit.
Selain itu juga
tidak ditemukan adanya laporan kesalahan dalam penilaian persediaan barang
dan jasa dan kesalahan pencatatan penjualan yang berakhir per 31 Desember
2001, yang diikuti adanya pemberitaan dalam harian Kompas bahwa Kementrian
memutuskan penghentian proses divestasi saham pada PT.Kimia Farma, Tbk.
|
Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar